Kakak Dimas
Namanya Robertus Dimas Wicaksono Rahmat. Kami semua memanggilnya Dimas. Tapi semenjak adiknya lahir, ia hanya mau dipanggil Kakak Dimas oleh kami :D.
Wajahnya mirip sekali dengan mamanya, adikku. Matanya bulat-bening. Rambutnya hitam lurus. Kulitnya putih bersih. Di pipinya ada lesung pipit. Hidungnya tidak mancung ataupun pesek. Pokoknya Dimas itu mamanya sekali. Hanya bibirnya yang berbeda. Bibir bawahnya berbelah, hanya aku dan kakakku di keluarga yang bibir bawahnya berbelah. Sekarang ciri khas itu menurun di Dimas, Rama dan Kyra (anak kakakku). Badannya kurus, makannya susaaah banged. Cuma hal itu tidak mengurangi keceriaannya. Dia selalu aktif bergerak ke sana-sini, cenderung hiperaktif malah ;)). Kalau kecapekan, suka demam malamnya. Dan pembawaannya selalu ceria dan ramah. Ini mungkin yang mencuri hati orang-orang di sekitarnya.
Tapiii.. jangan tanya kalau moodnya lagi jelek. Hadooh, keras kepala sekali. Persis mamanya.. hahhaa, ya iyalah anaknya gituloooh. :D
Waktu dia lahir tanggal 19 Februari 2001, aku belum menikah. Aku ikut merawatnya sekaligus belajar mengurus bayi. Kadang kalau adikku belum pulang kerja, aku suka nemenin Ibu ngelonin Dimas sambil nyanyi2 dan ketawa-tiwi. Waktu dia umur 2 tahun, aku sudah berani mengajaknya jalan-jalan berdua saja jarak dekat. Aku juga begadang kalau dia sakit, apalagi demam. Ikut sibuk antar ke dokter. Kalau dia poop, aku yang membersihkannya. Sampai akhirnya dia tumbuh dan berkembang jadi anak cerdas. Tahun ini usianya 6 tahun.. siap masuk SD. Dimas sangat amat kritis, cukup ceriwis sampai kadang kalau susah diam harus dibentak :), tapi kadang cara berpikirnya lebih dibanding anak2 seumurnya. Dia cerdas.
Kedekatan selama ini menimbulkan kontak batin antara aku dan dia. Di rumah, dia takut pada kakakku tapi segan sekaligus sayang padaku. Dia memanggilku dan mas Benny, mami dan papi. Aku bahagia dipanggil begitu :D.
Libur panjang sekolah ini, kakak Dimas menginap di rumah Eyangnya. Seperti biasa, awal liburan pastinya dia akan mengabsen aku, kapan mami ke sini, bawa dia jalan-jalan, beliin susu, kue blablabla.. bawel dan criwis sekali. Yah dia sudah tahu bahwa menjadi kewajibanku untuk memenuhi kebutuhan fisiknya seperti jalan-jalan dan jajan.. hahahha. Okei laaah. Akhirnya tiap weekend, aku selalu menginap di rumah Lebak Bulus.
Kedekatan ini ternyata menular kepada anakku, Rama. Kakak Dimas menjadi idolanya. Rama mulai memahami siapakah Dimas ini dan bisa merasakan rasa sayangnya si kakak ke adiknya. Dimas memang penyayang.. tidak cuma kepada adiknya sendiri, tapi ke adik2 sepupunya dia begitu care. Rama bisa yang tertawa terbahak2, sampai terbatuk2 kalau melihat si kakak joged-joged menirukan gaya Ian Kassela -Radja menyanyi dengan kacamata hitamnya itu. Rama juga maunya duduk di samping kakak, tidur di sebelah kakak, main sepeda berdua, makan bareng kakak bahkan mandi pun, ngajak kakak Dimas.
ini kakak Dimas dan Rama dalam berbagai pose .. banci foto yak !! :)
Seperti yang pernah aku tulis sebelumnya, Rama memang lebih tertarik pada anak-anak yang usianya lebih tua dibanding yang seumurnya. Kedekatan Rama dengan kakak Dimas membuat aku bahagia. Rasanya terharu lihat Rama lebih memilih tidur di depan tv dan memanggil-manggil kakaknya supaya tidur bersama. Waktu tidur pun, dia pegang-pegang perut si kakak, mengelus-ngelus rambutnya, menepuk-nepuk bahunya. Hahaha.. lucu banged.
Semoga mereka akan terus dekat karena aku mau Rama juga punya panutan dalam proses pertumbuhannya. Mudah-mudahan impianku dan mas Benny bisa tercapai, ikut membantu mendidik Dimas karena kami berdua melihat banyak sekali talenta yang dia punya.
Kakak.. liburan sudah selesai. Kakak belajar yang baik yaah, jangan nakal sama mama dan papa, bantu mama ngurus adik juga. Kakak harus belajar mandiri. Makan yang banyak dong, biar tambah tinggi dan besar seperti papi dan supaya tidak sakit-sakitan. Nanti kalau libur panjang, main lagi bareng Rama ya Kak.... *we-love-u*, mami.
1 Comments:
ha..ha.., Rama masih setia ama jalur busway yaaa.., kemarin abang2 ini jg abis cukuran, se-Rama gitu deh..tapi pada kelupaan pake jalur, pas dah masuk sekolah lagi, abang Ayra bilang; 'may, jalur-nya ketinggalan..,' itupun setelah liat temennya, Yasser yg setia pake jalur kalau cukur rambut... :)
Post a Comment
<< Home