Friday, December 15, 2006

Credit Dosa

Hidup pas-pasan terkadang enak juga, terutama disaat jenuh dengan rutinitas kantor sekarang ini. Pas lagi jenuh eh pas dapet tugas keluar kota, klop deh - sekalian bisa jalan-jalan sejenak berganti suasana dari kepenatan Jakarta. Beberapa jam perjalanan akhirnya saya tiba di Surabaya, sejenak menikmati gedung bandara yang baru dibangun sambil menunggu jemputan yang terlihat dibawah panasnya terik matahari yang menyengat.
Selama perjalanan sang supir bercerita panjang lebar dari wisata lumpur Lapindo, jajanan rawon setan hingga berita AA Gym yang semakin Agak-Agak Gymana gituuu…..Guyonan khas Suroboyoan membuat kami larut hingga nggak terasa hotel bintang lima yang Kami tuju sudah ada didepan mata. Beberapa rekan yang sudah hadir menyiapkan ruang meeting berikut materi yang akan dipersentasikan kepada para tamu plat merah (PNS maksudnya) yang sengaja dihadirkan dari Jakarta. Setelah rombongan tamu hadir, hajatan kantorpun mulai dimainkan. Satu hari penuh akhirnya seluruh rangkaian acara dapat berjalan dengan baik sesuai yang diharapkan.

“Gimana Pak Benny, kemana acara kita malam ini ?” ujar salah seorang tamu sambil mesem-mesem penuh harapan. Asem batinku, kenapa urusan entertain safari malam model begini selalu hadir menghampiriku ya ? Nggak dikantor lama maupun kantor baru urusan “anda puas kami lemas” ternyata masih juga mengintili tugasku mewakili tuan rumah….

Beda tipis dengan AREK yang punya niat mulia - mengumpulkan sumbangan untuk mengajak anak yatim piatu bersenang-senang ketempat hiburan keluarga, kali ini Saya juga kebagian mendampingi para tamu menyambangi lokasi ‘anak yatim’ di tengah kota Surabaya. Cuma bedanya para ‘anak yatim’ yang punya Mami tapi nggak punya Papi ini hanya bisa ditemui malam hari dengan kostum yang rada metetet dan aneka belahan yang membuat jakun lelaki naek turun. “Selamat malam Pak, perkenalkan Saya mami Rani yang akan membantu bapak menikmati hiburan malam disini” seorang wanita dengan balutan jas hitam dengan ramah menyapa rombongan tamu yang masih asyik plirak-plirik para ‘anak yatim’ yang sliweran disepanjang koridor.

Tamu rombongan yang saya angon mulai beranjak menuju ruangan display untuk sekedar melihat aneka ‘anak yatim’ dari yang local hingga aseli product cunko semuanya tumplek blek kleleran dalam beberapa display terpisah. Sesekali saya tersenyum dalam hati, gile - kirain spare part motor scooter aja yang asli sama imitasi dibedaiin J. Setelah masing-masing tamu memilih pasangan, sayapun mereserve ruang karaoke VIP yang terbilang mewah untuk kelas hiburan malam.

Beragam lagupun mulai dinyanyikan, dari lagu Pance, Hetty Koes Endang hingga lagu dangdut yang lagi ngetren “…Bang SMS siapa ini Bang…..”. Beberapa jam di ruang karaoke dan dipaksa ngisep kepulan asap rokok ternyata lumayan bikin pusing kepala. “Sebel ya Pak Benny, lagu yang saya pilih lagu-lagu lama semua ?” ujar salah satu tamu yang sepertinya mulai memperhatikan gerak gerik saya yang mulai nggak betah. “Ah enggak Pak,lagu dang dut yang SMS bukan lagu lama koq. Buktinya kantor saya lagi nyiapin technology 3G biar ntar liriknya di up date …”Bang video call siapa ini Bang “….Sambil mesem-mesem kecut saya mulai mlipir-mlipir cari udara segar meninggalkan para tamu yang masih asyik menikmati suasana bersama ‘anak yatim’ eh pasangannya…

Jam tangan menunjukkan pukul 3.30 WIB, sambil menghirup udara segar saya menikmati kesunyian malam sambil sesekali memperhatikan beberapa tukang sayur yang sudah mulai berdatangan menyiapkan barang dagangannya. Seorang Ibu Tua yang tampak kelelahan masih tertidur pulas diatas tumpukan sayur mobil kijang bak terbuka. Lagi-lagi hati kecil berkecamuk, dibawah sana mereka kerja keras begadang untuk menyambung hidup - sementara diatas sini saya begadang menemani tamu menyambung hasrat….

Setelah bicara dengan rombongan tamu, akhirnya saya meminta billing pemakaian berikut pemesanan minuman kepada petugas. Sambil mengecheck rincian yang harus dibayar, saya berjalan menuju kasir yang berada di wing sebelah. Pemakaian ruang VIP, santunan ‘anak yatim’, aneka minuman long island, tequila dan aneka minuman berwarna lainnya membuat rincian membengkak dari biaya yang saya siapkan. Alhasil sayapun harus mengeluarkan credit card untuk melunasi semua biaya yang Kami nikmati. Rasa bersalah semakin menghantui, saat melihat sang kasir mengenakan topi merah dengan bola putih diujungnya yang biasa digunakan Santa Claus. Entah mungkin untuk sekedar lucu-lucuan bagi sang Kasir, tapi buat Saya setidaknya cukup mengingatkan bahwa Natal sudah dekat. Sesaat sayapun terdiam dengan sebuah pertanyaan yang kembali mengusik hati kecil - Apa yang sudah Saya persiapkan untuk menyambut Natal ?

Sambil menunggu proses pembayaran, saya merenung dalam-dalam. Semua kenikmatan yang dirasakan malam ini harus saya pertanggung jawabkan dihadapan kasir (kalo nggak bakal babak bondas dihajar security yg stelannya mirip Lome J). Saya harus membayar cicilan pemakaian atas penggunaan credit card tersebut tepat waktu untuk menghindari resiko penalty bunga berbunga. Kalo banking pemilik credit card punya data base yang bisa merecord secara real time semua traffic pemakaian dimanapun saya berada- bagaimana dengan data base yang dimiliki Allah Bapa di Surga ya ? Lha kalo ciptaanNYA, sebut saja - bakul sengsu - bisa mbikin data base AREK yg cukup detail – kira-kira sedetail apa ya data base prilaku dosa manusia yang Allah Bapa punya ?

Sambil kelap-kelop dalam perjalanan menuju hotel, saya bereflkesi seputar ‘credit cicilan’ yang sering terjadi disekitar kehidupan kita. Allah Bapa mencatat semua prilaku dosa yang kita perbuat dimanapun kita berada. Serupa pemakaian credit card yang harus kita cicil pembayarannya, demikian juga pertobatan prilaku dosa yang kita lakukan dapat ‘dicicil’ melalui sakramen pertobatan dan pengakuan dosa. Dengan penitensi atas dosa dan pengampunan disertai prilaku pertobatan yang nyata menjadikan kita semakin layak dan pantas menyambut kehadiran sang Juru Selamat. Selamat memasuki masa Advent – Semoga Jesus kecil hadir membawa damai bagi Kita semua, Amin.

Benny
Ini adalah sampah hatinya suamiku di Milis AREK (Komunitas Katolik di lingkungan Sudirman/Thamrin/Kuningan), sekedar refleksi rutinitas hidupnya. Good writing, Mas !!


Photobucket - Video and Image Hosting

1 Comments:

Anonymous Anonymous said...

Den, aku merinding baca postingan yg ini. Aku pernah juga diajak suamiku nemenin kolega bisnisnya ke THM, spechless ngeliat keadaan di sana.
Anyway, happy holidays ya Den! Let us be blessed, always! Amien.

8:29 AM  

Post a Comment

<< Home